SUKU SUKU YANG ADA DI NAGARI SAOK LAWEH
Persukuan
Suku dalam tatanan Masyarakat Minangkabau merupakan basis dari
organisasi sosial, sekaligus tempat pertarungan kekuasaan yang
fundamental. Pengertian awal kata suku dalam Bahasa Minang dapat bermaksud satu perempat, sehingga jika dikaitkan dengan pendirian suatu nagari di Minangkabau,
dapat dikatakan sempurna apabila telah terdiri dari komposisi empat
suku yang mendiami kawasan tersebut. Selanjutnya, setiap suku dalam
tradisi Minang, diurut dari garis keturunan yang sama dari pihak ibu,
dan diyakini berasal dari satu keturunan nenek moyang yang sama.
Selain sebagai basis politik, suku juga merupakan basis dari
unit-unit ekonomi. Kekayaan ditentukan oleh kepemilikan tanah keluarga,
harta, dan sumber-sumber pemasukan lainnya yang semuanya itu dikenal
sebagai harta pusaka. Harta pusaka merupakan harta milik bersama dari
seluruh anggota kaum-keluarga. Harta pusaka tidak dapat diperjualbelikan
dan tidak dapat menjadi milik pribadi. Harta pusaka semacam dana
jaminan bersama untuk melindungi anggota kaum-keluarga dari kemiskinan.
Jika ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan atau tertimpa
musibah, maka harta pusaka dapat digadaikan.[butuh rujukan]
Suku terbagi-bagi ke dalam beberapa cabang keluarga yang lebih kecil atau disebut payuang (payung). Adapun unit yang paling kecil setelah sapayuang disebut saparuik. Sebuah paruik (perut) biasanya tinggal pada sebuah Rumah Gadang secara bersama-sama.
SUKU SUKU YANG ADA DI NAGARI SAOK LAWEH
Suku Sikumbang
Suku Malayu
Suku Piliang
MASIH BANYAK SUKU YANG BELUM TERTELUSURI
1. SUPADANG
2. KUTI ANYIE
3. SINAMPA
MUNGKIN ADA YANG MERASA KURANG
SILAHKAN ISI DI KOLOM KOMENTAR
KAMI TUNGGU MASUKKAN DARI BAPAK BAPAK MAMAK
UNTUK KESEMPURNAAN INFORMASI INI
Sumber:
1. KLIK
2. KLIK
Suku Sikumbang termasuk
suku yang banyak berkembang diantara suku-suku Minangkabau. Warga suku
ini menyebar di berbagai wilayah Minangkabau baik di luhak, rantau
ataupun di perantauan.
Asal-usul Suku Sikumbang
Ada beberapa kata yang terkait dengan
asal usul nama suku Sikumbang yaitu kata kumbang. Kumbang bisa berarti
sejenis serangga, atau sebuah nama untuk hewan pemburu misalnya anjing.
seekor anjing peburu dinamakan kumbang biasanya kalau anjing tersebut
berbulu hitam seluruh tubuhnya. Anjing ‘kumbang’ sangat terkenal di
zaman dulu di ranah Minangkabau. Bahkan Sutan Balun yang kemudian
bergelar Datuk Perpatih Nan Sebatang diceritakan oleh Gus tf Sakai dalam
novelnya yang berjudul Tambo Sebuah Pertemuan memiliki seekor anjing
yang bernama ‘Kumbang’, yang pernah menimbulkan masalah hukum di
istana Pagaruyung lantara gigitan ̢۪si Kumbang̢۪ terhadap seorang
pengawal Istana.
Jadi besar kemungkinan dahulu suku
Sikumbang adalah orang-orang yang suka berburu dengan menggunankan
anjing dan anjing mereka yang terkenal adalah ̢۪si Kumbang̢۪ yang
kemudian menjadi nama suku mereka.
Sekutu Suku Sikumbang
Suku Sikumbang bersekutu dengan suku-suku lain di Minangkabau terutama Suku Tanjung, Suku Koto, Suku Piliang dan suku lainnya.
Gelar Datuk Suku Sikumbang
Diantara gelar datuk suku ini adalah  :
- Datuk Bandaro
- Datuk Basa Batuah
- Datuk Rajo Api
- Datuk Mangiang
Tokoh Suku Sikumbang
Diantara tokoh yang berasal dari suku ini adalah :
- Taufik Kiemas, kelahiran Palembang dan merupakan suami Megawati Soekarno Putri, mantan Presiden Indonesia. Beliau diberi gelar oleh warga Suku Sikumbang di Istana Pagaruyung dengan gelar Datuk Basa Batuah
Suku Malayu
Suku Malayu atau Suku
Melayu (Minang) adalah salah satu suku (klan) yang tergolong banyak
populasinya dalam kelompok suku Minangkabau. Suku Malayu sudah semenjak
lama diakui sebagai bagian dari suku bangsa Minangkabau itu sendiri.
Mereka menganut adat Minangkabau yang matrilineal, mempunyai
pemuka-pemuka adat atau penghulu yang disebut Datuk dan hidup
bersuku-suku menurut garis ibu. Kalau mereka ditanya, mereka tentu akan
menjawab bahwa mereka adalah orang Minang atau orang Padang, bukan orang
Melayu di luar Minang seperti Melayu Riau, Melayu Jambi, Melayu
Bengkulu, Melayu Palembang, Melayu Malaysia dan Melayu-melayu lainnya.
Suku Malayu umumnya menganut adat Lareh Koto Piliang namun ada pula yang
memadukan kedua sistem adat di Minangkabau yaitu Lareh Koto Piliang dan
Lareh Bodi Caniago tergantung di nagari mana mereka tinggal.
Melayu sudah menjadi klan atau marga
tersendiri di Minangkabau mengamalkan adat matrilineal. Orang sesuku
tidak boleh saling mengawini kecuali di zaman sekarang sudah dibolehkan
menikahi orang sesuku dengan syarat berbeda datuk dan nagari atau desa.
Etimologi
Tak jarang orang Minang menuliskan suku ini dengan Suku Melayuyang
sebenarnya menimbulkan kerancuan dengan istilah Suku Melayu yang
merupakan suku di luar suku Minangkabau. Padahal harusnya ditulis Suku Malayu mengikuti dialek Minangkabau yang tak mengenal suku kata awal mengandung huruf e atau e pepet..
Asal-usul Suku Malayu
Besar kemungkinan Suku Malayu di
Minangkabau awalnya berasal dari Melayu luar wilayah Minangkabau yang
datang ke wilayah Minangkabau bersamaan dengan pemindahan pemerintahan
Kerajaan Malayu Darmasraya ke pedalaman Minangkabau di Pagaruyung dan
menerima pengakuan sebagai orang Minang sehingga mereka bersuku
sebagaimana suku-suku di Minangkabau. Dipercaya Suku Malayu dibawa dan
didorong oleh Adityawarman untuk menyebar ke seluruh wilayah Minangkabau
bersama suku Minang lainnya.
Pendapat lain menyatakan bahwa malah
sebaliknya suku Melayu Minangkabau inilah yang merupakan nenek moyang
Suku Minangkabau. Kalau dilihat dari sejarah, Minangkabau tidak pernah
disebut dalam sejarah Sumatera kuno kecuali nama MoloyouMelayu. Dan
memang wilayah adat Minangkabau terletak berdekatan dengan wilayah pusat
Kerajaan Melayu, yaitu di hulu Batang Hari, Jambi.yang tak lain adalah
Dalam perjalanan sejarah, banyak orang
Minangkabau yang merantau ke berbagai wilayah luar Minangkabau dimana
sebagian wilayah itu adalah wilayah Melayu. Dan karena prinsip orang
Minang â€Å“Dimana bumi dipijak disana langit dijunjungâ€, para perantau
Minang ini banyak yang kemudian melebur kedalam adat suku setempat yang
ditandai dengan hilangnya perhatian mereka pada asal usul suku (klan
atau marga) mereka sewaktu di Minangkabau dan tak jarang orang Minang
menjadi Melayu.
Suku Malayu sebagai suku Raja
Di beberapa nagari di Minangkabau, suku
Malayu merupakan suku keluarga raja misalnya di Solok Selatan, Lunang
dan IndropuroPesisir Selatan), Ampek Angkek (Agam), nagari Air Bangis
(Pasaman) dan beberapa nagari lain. Di Solok Selatan, suku Malayu
merupakan suku dari Yang Dipertuan Sultan Besar Raja Disembah atau Raja
Alam. (
Di kerajaan Darmasraya, diduga kuat bahwa
keluarga kerajaan juga bersuku Malayu dan tentu saja keluarga kerajaan
Pagaruyung juga bersuku yang sama yaitu Suku Malayu.
Suku Malayu sebagai Suku Asal Suku Minangkabau
Dikutip dari Buku Sejarah Kebudayaan
Minangkabau bahwa suku-suku yang ada dalam kelompok suku Minangkabau
merupakan pemekaran dari suku Malayu. Berikut uraiannya: Suku Melayu
terpecah menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok mengalami pemekaran
menjadi beberapa pecahan suku sebagai berikut:
- Melayu nan IV Paruik (Kaum Kerajaan)Â :
- Suku Malayu
- Suku Kampai
- Suku Bendang (Suku Salayan)
- Suku Lubuk Batang
- Melayu nan V Kampung (Kaum Datuk Nan Sakelap Dunia, Lareh Nan Panjang)
- Suku Kutianyie
- Suku Pitopang
- Suku Banuhampu (Suku Bariang)
- Suku Jambak
- Suku Salo
- Melayu nan VI Ninik (Kaum Datuk Perpatih Nan Sebatang, Lareh Bodi Caniago)
- Suku Bodi
- Suku Singkuang (Suku Sumpadang)
- Suku Sungai Napa (Sinapa)
- Suku Mandailiang
- Suku Caniago
- Suku Mandaliko
- Suku Balaimansiang (Suku Mansiang)
- Suku Panyalai
- Suku Sumagek
- Suku Sipanjang (Supanjang)
- Melayu Nan IX Induak (Kaum Datuk Ketumanggungan, Lareh Koto Piliang)
- Suku Koto (Andomo Koto)
- Suku Piliang
- Suku Guci (suku Dalimo)
- Suku Payobada (suku Dalimo)
- Suku Tanjung
- Suku Simabur
- Suku Sikumbang
- Suku Sipisang (Pisang)
- Suku Pagacancang
Persebaran Suku Malayu di Minangkabau
Di beberapa daerah di Minangkabau (luhak
dan rantau), Suku Melayu disebut sebagai suku raja seperti di Air
Bangis, Lunang, Inderapura, Sungai Pagu dan Ampek Angkek (Agam).
Di beberapa daerah, Suku Melayu juga
banyak terjadi pemekaran suku menjadi beberapa pecahan misalnya Suku
Melayu Gadang, Suku Melayu Panai, Suku Melayu Ganting, Suku Melayu
Durian, Suku Melayu Guci dan seterusnya.
Suku Melayu menyebar hampir ke seluruh
wilayah Minangkabau baik luhak (darek) maupun rantau. Di Sungai Pagu
(Muara Labuh, Sangir dan sekitarnya), raja alam dipegang oleh Suku
Melayu dengan gelar Yang Dipertuan Raja Disembah. Di Lunang, penduduknya
juga mayoritas bersuku Melayu dengan banyak pecahannya. Di Tanah Datar
dan Pasaman, suku Mandailiang juga merupakan bagian dari Suku Melayu.
Begitu pula di Cupak, Solok, Suku Malayu juga dominan.
Pemekaran
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan
populasi warga suku Malayu, pemekaran suku menjadi hal yang tak dapat
dihindari. Telah terjadi pemekaran suku Malayu menjadi beberapa pecahan
suku di berbagai nagari di Minangkabau, antara lain:
- Malayu Panai
- Malayu Gadang
- Malayu Gadang Ranatu Kataka (Lunang)
- Malayu Gadang Kumbuang (Lunang)
- Malayu Gantiang
- Malayu Ampek Niniak (Empat Nenek) (Solok Selatan}
- Malayu Ampek Paruik (Empat Perut) (Solok Selatan)
- Malayu Bariang Ampek Paruik (Solok Selatan)
- Malayu Koto Kaciak Ampek Paruik (Solok Selatan)
- Malayu Durian (Malayu Rajo)
- Malayu Kecik (Kecil) (Lunang)
- Malayu Durian Limo Ruang (Solok Selatan)
- Malayu Badarah Putiah,
- Malayu Baduak,
- Malayu Balai,
- Malayu Baruah,
- Malayu Bendang,
- Malayu Bongsu,
- Malayu Bosa,
- Malayu Bungo,
- Malayu Cikarau,
- Malayu Gandang Perak,
- Malayu Kumbuak Candi,
- Malayu Kumbuak Harum,
- Malayu Lampai,
- Malayu Lua,
- Malayu Panjang,
- Malayu Patar,
- Malayu Siat,
- Malayu Talang,
- Malayu Tobo,
- Malayu Tongah (Tangah)
Kerabat
Di antara suku-suku yang termasuk rumpun suku Melayu di Minangkabau adalah :
- Suku Panai
- Suku Bendang
- Suku Kampai
- Suku Mandailiang
Gelar Datuk Suku Malayu
- Datuk Kayo
- Datuk Kulilingi
- Datuk Maruhun Tinggi
- Datuk Bagindo Basa
- Datuk Basa
- Datuk Basa Batuah
- Datuk Rajo Mole
- Datuk Sari Mole
- Datuk Bandaro Hitam
- Datuk Rajo Dilie
- Datuk Topo
- Datuk Tuo
- Datuk Bagindo
- Datuk Rajo Nan Godang
Suku Piliang
Suku Piliang adalah salah satu suku (marga)
yang terdapat dalam kelompok suku Minangkabau. Suku ini merupakan salah
satu suku induk yang berkerabat dengan suku Koto membentuk Adat
Ketumanggungan yang juga terkenal dengan Lareh Koto Piliang.
Etimologi
Menurut AA Navis, kata Piliang terbentuk
dari dua kata yaitu ‘Pele’ artinya ‘banyak’ dan ‘Hyang’
artinya ‘Dewa atau Tuhan’.[1] jadi Pelehyang artinya
adalah banyak dewa. Ini menunjukkan bahwa di masa lampau, suku Piliang
adalah suku pemuja banyak dewa, yang barangkali mirip dengan kepercayaan
Hindu.
Pemekaran
Suku ini mengalami pemekaran menjadi beberapa pecahan suku yaitu:
- Piliang Guci (Guci Piliang di nagari Koto Gadang, Agam)
- Pili di Nagari Talang, Sungai Puar (Agam)
- Koto Piliang di nagari Kacang, Solok dan Lubuk Jambi, Kuantan Mudik, Riau
- Piliang Laweh (Piliang Lowe) di ([[Kuantan Singingi))
- Piliang Sani (Piliang Soni) di Kuantan Singingi, Riau dan nagari Singkarak, Solok
- Piliang Baruah
- Piliang Bongsu,
- Piliang Cocoh,
- Piliang Dalam,
- Piliang Koto,
- Piliang Koto Kaciak,
- Piliang Patar,
- Piliang Sati
- Piliang Batu Karang di nagari Singkarak, Solok
- Piliang Guguak di nagari Singkarak, Solok
- Piliang Atas (Kuantan Singingi))
- Piliang Bawah (Kuantan Singingi))
- Piliang Godang (Piliang Besar)
- Piliang Kaciak (kecil)
Persebaran
Suku ini banyak menyebar ke berbagai
wilayah Minangkabau yaitu Tanah Datar, Agam, Lima Puluh Kota, Solok,
Riau,Padang dan beberapa daerah lainnya.
Dari beberapa sumber, diketahui tidak terdapat suku ini di Pesisir Selatan dan Solok Selatan.
Kerabat
Di bawah payung suku Koto-Piliang, terdapat banyak suku lain yang bernaung, diantaranya adalah :
- suku Tanjung
- suku Guci
- Suku Sikumbang
- Suku Malayu
- Suku Kampai
- Suku Panai
- Suku Bendang
MASIH BANYAK SUKU YANG BELUM TERTELUSURI
1. SUPADANG
2. KUTI ANYIE
3. SINAMPA
MUNGKIN ADA YANG MERASA KURANG
SILAHKAN ISI DI KOLOM KOMENTAR
KAMI TUNGGU MASUKKAN DARI BAPAK BAPAK MAMAK
UNTUK KESEMPURNAAN INFORMASI INI
Sumber:
1. KLIK
2. KLIK
Post a Comment