Perpustakaan Nagari Saok Laweh, Kabupaten Solok Raih Juara Nasional
Perpustakaan Nagari Saok Laweh, Kabupaten Solok Raih Juara Nasional

SOLOK – Perpustakaan Nagari Saok Laweh, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumbar berhasil menjadi juara nasional. Pada perhelatan dan malam anugerah yang berlangsung di Integrity Convention Center, Jakarta, Kamis malam (6/9), Perpustakaan Nagari Saok Laweh berhasil menjadi yang terbaik dari perwakilan 34 provinsi se-Indonesia. Hal ini menjadi sejarah bagi Kabupaten Solok dan Sumbar, khususnya Nagari Saok Laweh, karena ini pertama kalinya.

Para perantau Minang dan perantau Nagari Saok
Laweh turut menghadiri Malam Anugerah Perpustakaan Terbaik Tingkat
Nasional di Integrity Convention Center, Jakarta, Kamis malam (6/9).
“Ini merupakan kerja keras dan kerja sama seluruh pihak. Tapi yang paling terutama tentu saja para pegawai dan kader perpustakaan Nagari Saok Laweh. Terima kasih telah meengharumkan nama Kabupaten Solok di tingkat nasional,” ungkapnya.

Kepala Perpustakaan Nagari Saok Laweh Edwar
Chandra (tengah) saat menerima penghargaan pada Malam Anugerah
Perpustakaan Terbaik Tingkat Nasional di Integrity Convention Center,
Jakarta, Kamis malam (6/9).
“Perpustakaan Saok Laweh secara umum telah memenuhi 12 kriteria yang menjadi tolok ukur penilaian. Beberapa di antaranya organisasi, gedung, sarana prasarana, tenaga kerja, operasional perpustakaan, tingkat kunjungan, implementasi di lapangan, kerja sama pihak ketiga, dan yang utama adalah dampak perpustakaan pada perekonomian masyarakat sekitar. Saat ini, perpustakaan Saok Laweh mampu memberikan manfaat besar bagi warga sekitar, tidak hanya pada perekonomian namun juga pada pendidikan dan kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Kepala Perpustakaan Nagari Saok Laweh Edwar
Chandra (kiri) bersama Anggota DPRD Kabupaten Solok, Hidayat, saat
menerima penghargaan pada Malam Anugerah Perpustakaan Terbaik Tingkat
Nasional di Integrity Convention Center, Jakarta, Kamis malam (6/9).
“Ini adalah angin segar bagi Nagari Saok Laweh, Kecamatan Kubung dan Kabupaten Solok. Ke depannya, mari kita sambut tamu yang datang dengan sebaik mungkin. Terutama dengan berbagai peluang yang tercipta dengan status juara nasional ini. Berbagai potensi seperti pariwisata, ekonomi kerakyatan, industri rumah tangga, dan potensi lain, harus kita maksimalkan,” tegasnya.

Kepala Perpustakaan Nagari Saok Laweh Edwar
Chandra (kanan) bersama Walinagari Saok Laweh Erwin Saputra saat
menerima penghargaan pada Malam Anugerah Perpustakaan Terbaik Tingkat
Nasional di Integrity Convention Center, Jakarta, Kamis malam (6/9).
“Bantuan buku ini kita salurkan ke rumah-rumah penduduk agar buku tersebut dapat dibaca oleh masyarakat yang dilaksanakan oleh kader dan relawan,” katanya.
“Alhamdulilah pada 2018 gerakan gemar membaca dengan sistem tersebut telah bisa dinikmati empat jorong di Nagari Saok Laweh dan kader relawan sudah bertambah,” katanya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sumatera Barat, Alwis mengatakan, Program Buku Bergilir Perpustakaan yang ada di Nagari Saok Laweh Kecamatan Kubung Kabupaten Solok, layak menjadi percontohan tingkat nasional. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan program buku bergilir perpustakaan di daerah tersebut, dinilai dapat meningkatkan budaya literasi masyarakat lebih terukur dan tepat sasaran.
Alwis menyebutkan program tersebut mampu memetakan jenis buku yang disukai masyarakat dan mengantarkan buku tersebut ke alamat.
“Hal tersebut sebagai upaya meningkatkan budaya literasi masyarakat Sumbar agar memiliki sumber daya manusia yang unggul,” katanya.
Menurutnya, program buku bergulir itu mampu mengubah stigma perpustakaan yang selama ini pasif, hanya menunggu masyarakat untuk datang dan membaca buku menjadi lebih aktif dengan langsung mendatangi rumah masyarakat.
“Jadi begitulah yang kita maksudkan bergulir. Buku itu tidak dipinjamkan secara sembarangan, tetapi telah melewati proses pemetaan minat dan keinginan masyarakat. Artinya, buku yang dipinjamkan disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan,” ujarnya.
Ketentuan untuk mendapatkan buku itu, kata Alwis, apabila orang di rumah itu adalah pedagang dan membutuhkan buku-buku yang berkaitan dengan perdagangan atau ekonomi, perpustakaan akan mengantarkan buku tersebut. Akan tetapi, apabila pemilik rumah adalah petani maka buku yang diantarkan disesuaikan, misalnya tentang teknologi pertanian atau peluang pasar untuk produk-produk pertanian.
“Artinya dengan demikian buku yang dipinjamkan tidak hanya sekadar menjadi bacaan tetapi juga bisa menambah ilmu dan pengetahuan bagi masyarakat serta menunjang profesinya,” jelasnya.
Alwis menyatakan, dengan adanya skema yang demikian diyakini tidak hanya akan meningkatkan budaya literasi masyarakat, tetapi secara nyata meningkatkan sumber daya manusia sesuai profesi yang ditekuni.
“Tentunya kita berharap kegiatan membaca akan menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat,” ucapnya. (rijal islamy)
SUMBER KLIK DI SINI
Post a Comment